1. DCII (PT DCI Indonesia Tbk)

DCII adalah pionir sekaligus pemimpin pasar di industri data center Indonesia. Pertumbuhan pendapatan dan laba bersihnya dalam tiga tahun terakhir tergolong sangat impresif. Pada 2022, pendapatan perusahaan mencapai Rp 1,04 triliun dan meningkat signifikan menjadi Rp 1,81 triliun di 2024, menunjukkan lonjakan sekitar 74% dalam dua tahun. Laba bersih juga tumbuh lebih agresif, dari Rp 368 miliar menjadi Rp 796 miliar pada periode yang sama.

DCII juga gencar berinvestasi dalam infrastruktur berkapasitas besar, dengan ekspansi fasilitas yang siap mendukung beban kerja AI. Kapasitas daya ditargetkan naik dari 83 MW menjadi lebih dari 119 MW. Dalam industri yang semakin didorong oleh kebutuhan cloud dan machine learning, strategi ekspansi ini memperkuat posisi DCII sebagai pemain dominan jangka panjang.

Kinerja Keuangan DCII

Pendapatan dan Pertumbuhan
Laba Bersih dan Pertumbuhan

2. PT Ekagrata Data Gemilang Tbk (EDGE)

EDGE adalah pemain yang relatif lebih kecil, namun menempati ceruk pasar menarik: edge computing dan data center berteknologi tinggi dengan pendekatan keberlanjutan. Pada 2023, pendapatan EDGE tumbuh moderat sebesar 10,2% menjadi Rp 769 miliar, tetapi laba bersih justru sedikit menurun 1,5% menjadi Rp 175 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan tajam biaya listrik dan operasional, yang menekan margin bersih meskipun kapasitas pusat datanya bertambah.

Namun dari sisi inovasi, EDGE menjadi sorotan karena fasilitas EDGE2 mereka menawarkan efisiensi energi sangat tinggi, dengan Power Usage Effectiveness (PUE) sekitar 1,24—salah satu yang terbaik di pasar domestik. EDGE juga menjadi pelopor dalam penggunaan 100% Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, menjadikan mereka menarik bagi investor yang memperhatikan faktor ESG (Environmental, Social, Governance). EDGE bisa dibilang berada dalam fase “build and stabilize”, yang menjanjikan bila mampu mengendalikan beban biaya jangka menengah.